/*CB Top Menu*/ #top{margin:auto;padding: 0;width: 100%;background:#eeeded;border-bottom:1px solid #ddd;} #top-wrap{margin:auto;padding: 0;width: 1110px;background:#eeeded;} #navwrap {margin: 0px auto; width:560px; float:left;background:#080705;} .topnav ul {list-style:none;margin:0;padding:0px; float:left;} .topnav li {float:left;margin:0;text-align:center;} .topnav li a {font-family: arial; font-weight:bold; font-size:11px;display:block;padding:10px 10px;color:#222;text-decoration:none; text-transform:uppercase;} .topnav li a {background:none; } .topnav li a:hover, li a:focus, li a:active {text-decoration:none; background:#ffffff; color:#000000;} #navbar-iframe {display: none !important;}

Wednesday, October 28, 2015

PROSES MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN



A.    Tinjauan Umum tentang Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
  1. Pengertian manajemen asuhan kebidanan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut (Wildan, M & Hidayat, A.A.A, 2011).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasian pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang terfokus pada klien (Estiwidani, D. dkk, 2011).
  1. Tahapan manajemen asuhan kebidanan
Menurut Varney (1997 ), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan dalam melakukan manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berpikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya. 5 langkah manajemen asuhan kebidanan adalah sebagai berikut (Wildan, M & Hidayat, A.A.A, 2011).


a.       Pengkajian data asuhan kebidanan
Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan atau data objektif dari pasien maupun keluarga. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum didokumentasikan.
1)      Data subjektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo anamnesis).
2)      Data objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang; hasil laboratorium seperti VRDL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun USG yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah.
Data yang telah terkumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga menunjukan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk menunjukan fakta berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianalisis dan hasilnya didokumentasikan.


b.      Penentuan diagnosis kebidanan
Setelah menentukan masalah dan masalah utama, selanjutnya bidan memutuskan dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimkasud mencakup masalah potensial dan prognosis hasil dari perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis kebidanan, pengetahuan keprofesian bidan sangat diperlukan.
Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut.
1)      Kondisi pasien terkait dengan masalahnya.
2)      Masalah utama dan penyebab utamanya terhadap risiko.
3)      Masalah potensial.
4)      Prognosis.
Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut.
1)      Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemia ibu hamil, retensio plasenta, plasenta previa, dan lain-lain.
2)      Masalah diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan didukung oleh data subjektif dan objektif seperti cemas, potensial atonia uteri, dan lain sebagainya.
3)      Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya penyuluhan gizi pada ibu hamil.
c.       Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut.
1)      Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2)       Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai di dalam tujuan tersebut.
3)      Mencatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan  secara mandiri, kegiatan kolaborasi, ataupun rujukan sesuai dengan tujuan masing-masing yang sudah ditentukan.
4)      Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan.
d.      Pelaksanaan
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang memerlukan tindakan di luar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat.
e.       Evaluasi
Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi/analisis masalah selanjutnya bila diperlukan.
Menurut Varney, proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7 (tujuh) langkah/step yaitu sebagai berikut :
a.       Pengkajian dan analisa data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan secara lengkap, yaitu :
1)      Riwayat kesehatan.
2)      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan.
3)      Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4)      Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil.
b.      Merumuskan diagnosa/masalah aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan dan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
c.       Merumuskan diagnosa/masalah potensial
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosisi potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu, pasien membutuhkan tindakan segera.
d.      Tindakan segera dan kolaborasi
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.
e.       Perencanaan tindakan
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.
f.       Pelaksanaan tindakan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
g.      Evaluasi hasil
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.
3.      Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
Pendokumentasian manajemen asuhan kebidanan (SOAP) merupakan hasil proses pikir dan bertindak dalam suatu pelaksanaan yang aman, efektif, dan bermutu yang akan didokumentasikan dalam suatu metode pendokumentasian (Estiwidani, D. dkk, 2011).
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat mengkonsumsikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien yang di dalamnya tersirat proses berfikir sistematis seorang bidan menghadapi seorang klien sesuai dengan langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan yaitu sebagai berikut:
a.       Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.


b.      Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lainnya yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c.       Assesment/diagnosa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
1)      Diagnosa/masalah.
2)      Antisipasi diagnosa/masalah potensial.
3)      Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d.      Planning/perencanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan, implementasi dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan dijelaskan sebagai berikut  :    




Table 2.6
Alur Pemikiran Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

Alur Pikir Bidan
Proses Manajemen kebidanan
Kebidanan
Pencatatan dari Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
 




7 Langkah Varney
5 Langkah
(Kompetensi Bidan)
SOAP/Notes
Data
Data
Subjektif
Objektif
Masalah/diagnose


Assessment/
Diagnosa


Assessment/
Diagnosa
Antisipasi masalah Potensial/diganosa lain
Menetapkan kebutuhan segera untuk konsultasi, kolaborasi
Perencanaan
Perencanaan
Plan :
a.       Konsul
b.      Tes Lab
c.       Rujukan
d.      Pendidikan/
      Konseling
e.       Follow Up

Implementasi
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi
Sumber :  Wildan, M & Hidayat, A.A.A. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Hal : 39. Jakarta :
Salemba Medika

No comments:

Post a Comment