A.
Tinjauan
Umum tentang Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
- Pengertian manajemen asuhan kebidanan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut (Wildan, M &
Hidayat, A.A.A, 2011).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasian pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang terfokus pada klien (Estiwidani,
D. dkk, 2011).
- Tahapan manajemen asuhan kebidanan
Menurut
Varney (1997 ), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang
dapat digunakan dalam melakukan manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa
dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berpikir
secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan.
Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat
digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya. 5 langkah
manajemen asuhan kebidanan adalah sebagai berikut (Wildan, M & Hidayat,
A.A.A, 2011).
a. Pengkajian
data asuhan kebidanan
Dalam tahap ini
data/fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan atau data objektif dari
pasien maupun keluarga. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan
harian sebelum didokumentasikan.
1) Data
subjektif
Informasi yang
dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga
kesehatan (allo anamnesis).
2) Data
objektif
Pencatatan
dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang;
hasil laboratorium seperti VRDL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun USG
yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah.
Data yang telah
terkumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan
pengolahan data, yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang
lainnya sehingga menunjukan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk
menunjukan fakta berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianalisis
dan hasilnya didokumentasikan.
b. Penentuan
diagnosis kebidanan
Setelah
menentukan masalah dan masalah utama, selanjutnya bidan memutuskan dalam suatu
pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab, dan prediksi terhadap
kondisi tersebut. Prediksi yang dimkasud mencakup masalah potensial dan
prognosis hasil dari perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditegakkan
oleh bidan yang disebut dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis
kebidanan, pengetahuan keprofesian bidan sangat diperlukan.
Penentuan
diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut.
1) Kondisi
pasien terkait dengan masalahnya.
2) Masalah
utama dan penyebab utamanya terhadap risiko.
3) Masalah
potensial.
4) Prognosis.
Tiga jenis
pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut.
1) Diagnosis
kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemia ibu hamil, retensio
plasenta, plasenta previa, dan lain-lain.
2) Masalah
diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan didukung oleh data
subjektif dan objektif seperti cemas, potensial atonia uteri, dan lain
sebagainya.
3) Kebutuhan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya penyuluhan gizi pada ibu
hamil.
c. Perencanaan
Berdasarkan
diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka
rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan
dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana
evaluasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan
adalah sebagai berikut.
1) Mencatat
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan
dicapai di dalam tujuan tersebut.
3) Mencatat
langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi, ataupun
rujukan sesuai dengan tujuan masing-masing yang sudah ditentukan.
4) Mencatat
kriteria evaluasi dan keberhasilan.
d. Pelaksanaan
Dalam
melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana
yang sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan
kasus-kasus yang memerlukan tindakan di luar wewenang bidan sehingga perlu
dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor
kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat.
e. Evaluasi
Dalam evaluasi
kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen kebidanan.
Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan
langkah-langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan
identifikasi/analisis masalah selanjutnya bila diperlukan.
Menurut
Varney, proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7 (tujuh) langkah/step
yaitu sebagai berikut :
a. Pengkajian
dan analisa data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan secara
lengkap, yaitu :
1) Riwayat
kesehatan.
2) Pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan.
3) Meninjau
catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4) Meninjau
data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil.
b. Merumuskan
diagnosa/masalah aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan dan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
c. Merumuskan
diagnosa/masalah potensial
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi
masalah atau diagnosisi potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan
diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi yang
cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi
tertentu, pasien membutuhkan tindakan segera.
d. Tindakan
segera dan kolaborasi
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan
identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah
ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan
melakukan rujukan.
e. Perencanaan
tindakan
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan,
diperlukan perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang
ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan
identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara
menyeluruh dapat berhasil.
f. Pelaksanaan
tindakan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua
rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang
ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
hasil
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan,
yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang
dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara
terus menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu
berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.
3.
Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
Pendokumentasian manajemen asuhan kebidanan (SOAP)
merupakan hasil proses pikir dan bertindak dalam suatu pelaksanaan yang aman,
efektif, dan bermutu yang akan didokumentasikan dalam suatu metode
pendokumentasian (Estiwidani, D. dkk, 2011).
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian
yang dapat mengkonsumsikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien yang di dalamnya tersirat
proses berfikir sistematis seorang bidan menghadapi seorang klien sesuai dengan
langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan yaitu sebagai berikut:
a. Data
subyektif
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah
I Varney.
b. Data
obyektif
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes
diagnostik lainnya yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
sebagai langkah I Varney.
c. Assesment/diagnosa
Menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif
dalam suatu identifikasi :
1) Diagnosa/masalah.
2)
Antisipasi diagnosa/masalah potensial.
3)
Perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi dan atau rujukan
sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d. Planning/perencanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
tindakan, implementasi dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6
dan 7 Varney.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen
kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari
asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan dijelaskan sebagai berikut :
Table 2.6
Alur Pemikiran
Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
Alur
Pikir Bidan
|
Proses
Manajemen kebidanan
Kebidanan
|
Pencatatan
dari Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
|
Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
|
7 Langkah Varney
|
5 Langkah
(Kompetensi Bidan)
|
|
SOAP/Notes
|
Data
|
Data
|
Subjektif
Objektif
|
|
Masalah/diagnose
|
Assessment/
Diagnosa
|
Assessment/
Diagnosa
|
|
Antisipasi
masalah Potensial/diganosa lain
|
|||
Menetapkan
kebutuhan segera untuk konsultasi, kolaborasi
|
|||
Perencanaan
|
Perencanaan
|
Plan :
a.
Konsul
b.
Tes Lab
c.
Rujukan
d.
Pendidikan/
Konseling
e.
Follow Up
|
|
Implementasi
|
Implementasi
|
||
Evaluasi
|
Evaluasi
|
Sumber : Wildan, M &
Hidayat, A.A.A. 2011. Dokumentasi
Kebidanan. Hal : 39. Jakarta :
Salemba
Medika
No comments:
Post a Comment