/*CB Top Menu*/ #top{margin:auto;padding: 0;width: 100%;background:#eeeded;border-bottom:1px solid #ddd;} #top-wrap{margin:auto;padding: 0;width: 1110px;background:#eeeded;} #navwrap {margin: 0px auto; width:560px; float:left;background:#080705;} .topnav ul {list-style:none;margin:0;padding:0px; float:left;} .topnav li {float:left;margin:0;text-align:center;} .topnav li a {font-family: arial; font-weight:bold; font-size:11px;display:block;padding:10px 10px;color:#222;text-decoration:none; text-transform:uppercase;} .topnav li a {background:none; } .topnav li a:hover, li a:focus, li a:active {text-decoration:none; background:#ffffff; color:#000000;} #navbar-iframe {display: none !important;}

Wednesday, October 28, 2015

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Umum tentang Neonatus Normal
1.      Defenisi
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0 sampai 7 hari. Noentus lanjut berusia 7 - 28 hari (Prawirohardjo, 2010).
Neonatus normal adalah neonatus yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram  (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
2.      Ciri-ciri bayi normal
a.       Berat badan 2500 - 4000 gram.
b.      Panjang badan lahir 48 - 52 cm.
c.       Lingkar dada 30 - 38 cm.
d.      Lingkar kepala 33 - 35 cm.
e.       Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 x/menit, kemudian menurun sampai 120 - 140 x/menit.
f.       Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
g.      Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
h.      Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i.        Kuku telah agak panjang dan lemas.
j.        Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
k.      Reflex isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l.        Reflex morow sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakkan seperti memeluk.
m.    Graff reflex sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan, bayi akan mengenggam/adanya gerakan reflex.
n.      Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarnah hitam kecokelatan (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
3.      Bayi baru lahir bermasalah
Asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, diberikan pada bayi baru lahir dengan masalah-masalah berikut ini :
a.       Bercak mogol,
b.      Hemangioma,
c.       Ikterus,
d.      Muntah dan gumoh,
e.       Oral trush,
f.       Seborrhoe,
g.      Bisulan,
h.      Milliariasis,
i.        Diare,
j.        Obstipasi,
k.      Infeksi, dan
l.        Bayi meninggal mendadak (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
4.      Kelainan-kelainan pada bayi baru lahir
a.       Asuhan pada bayi baru lahir dengan kelainan, diberikan kepada bayi baru lahir dengan kelainan-kelainan bawaan berikut ini : hidrosefalus, meningokel, ensefalokel, labioskizis, labiopalatoskizis, hernia diafragmatika, atresia duodeni, obstruksi biliaris, kelainan metabolik dan endokrin, omfalokel, hisprung, atresia rekti, atersia ani, fimosis serta  hipospadia.
b.      Kelainan bawaan merupakan penyimpangan dari bentuk umum karena gangguan perkembangan. Sebab langsung sukar diketahui, beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain :
1)      Kelainan kromosom yaitu kelainan genetik pada suami atau istri.
2)      Penyakit infeksi yang diderita ibu waktu hamil pada triwulan pertama.
3)      Dan lain-lain (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
5.      Trauma pada bayi baru lahir
Asuhan pada neonatus dengan trauma, diberikan pada bayi baru lahir dengan trauma persalinan antara lain sebagai berikut :
a.       Caput suksedaneum,
b.      Cephalhaematoma,
c.       Trauma pada fleksus brakhialis, serta
d.      Fraktur klavikula dan fraktur humeri (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
6.      Kegawatdaruratan
Semua bayi baru lahir harus dinilai tanda-tanda kegawatan/kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai satu atau tanda-tanda sebagai berikut.
a.       Sesak nafas,
b.      Frekuensi nafas lebih 60 kali per menit,
c.       Tampak retraksi dinding dada,
d.      Malas minum,
e.       Panas atau suhu badan bayi rendah,
f.       Kurang aktif,
g.      Berat lahir rendah (1500 - 2500 gram) dengan kesulitan minum (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
Tanda-tanda bayi sakit berat/mengalami kegawatan adalah apabila bayi baru lahir terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut.
a.       Bayi sulit minum,
b.      Sianosis sentral (lidah biru),
c.       Perut kembung,
d.      Periode apnea,
e.       Kejang/periode kejang kecil-kecil,
f.       Merintih,
g.      Perdarahan,
h.      Sangat kuning, serta
i.        Berat badan lahir kurang dari 1500 gram (Maryanti, Dwi. Dkk, 2011).
B.     Tinjauan Umum tentang Bayi Berat Lahir Rendah
1.      Defenisi
a.       World Health Organization (WHO) 1961 dalam Maryanti D, dkk (2011) menyatakan bahwa semua bayi yang baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut Low Birth Weight Baby (Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah). Dari defenisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
b.      Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir berat badanya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai 2499 gram) (Prawirohardjo, Sarwono, 2010).
c.       Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram (Maryanani A, 2010).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa  bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram.
2.      Klasifikasi
Bayi Berat Lahir Rendah dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismaturitas (Maryanti D. dkk, 2011).
a.       Prematuritas murni
1)      Prematuritas murni adalah bayi yang lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan(NKB-SMK).
2)      Ciri-ciri prematuritas murni :
a)      Berat badan kurang dari 2500 gram.
b)      Panjang badan kurang dari 45 cm.
c)      Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
d)     Lingkar dada kurang dari 33 cm.
e)      Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
f)       Kulit transparan.
g)      Kepala lebih besar daripada badan.
h)      Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan.
i)        Lemak subkutan kurang.
j)        Ubun-ubun sutura lebar.
k)      Labia minora belum tertutup oleh labiya mayora (pada wanita), pada laki-laki testis belum turun.
l)        Tulang rawan dan daun telinga imatur.
m)    Bayi kecil dan posisi masih fetal.
n)      Pergerakkan kurang dan lemah serta tangisan lemah.
o)      Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea.
p)      Reflex tonus leher lemah, reflex menghisap dan menelan serta reflex batuk belum sempurna.
b.      Dismaturitas
1)      Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Neonatus ini dapat juga : Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), dan Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK).
2)      Dikatakan dismatur apabila bayi memiliki ciri pada preterm seperti pada prematuritas, term, dan post term akan dijumpai :
a)      Kulit terselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada.
b)      Kulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis.
c)      Jaringan lemak di bawah kulit tipis.
d)     Bayi tampak gesit, aktif dan kuat.
e)      Tali pusat berwarna kuning kehijauan.
Berdasarkan umur kehamilan atau masa gestasi yang ditetapkan, maka bayi berat lahir rendah digolongkan dalam tiga kelompok yaitu :
a.       Bayi berat lahir rendah yaitu berat lahir 1500-2500 gram.
b.      Bayi berat lahir sangat rendah yaitu bayi berat lahir < 1500 gram.
c.       Bayi berat lahir ekstrim rendah yaitu bayi yang berat lahirnya < 1000 gram (Maryanani A, 2010).
3.      Etiologi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ini dapat disebabkan oleh :
b.      Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung dari haid terakhir yang teratur).
c.       Bayi Small for Gestational Age (SGA) adalah bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan).
d.      Kedua-duanya (Wiknjosastro H, 2009).
Bayi berat lahir rendah dapat terjadi akibat dari berbagai hal, antara lain :
a.       Bayi lahir sebelum waktunya atau umur kehamilan belum mencapai 7 bulan.
b.      Bayi cukup bulan tetapi pertumbuhannya ketika dalam kandungan tidak baik oleh karena ibu yang kurang gizi, kurang darah, sering sakit, merokok, bekerja berat atau karena komplikasi kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
4.      Prognosis
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-2500 gram adalah 95%, tetapi berat kurang dari 2500 gram masih mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, dimana kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan yaitu komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intra cranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai pula adanya kerusakan pada susunan syaraf pusat dan akan terjadi gangguan bicara dan gangguan lainnya (Wiknjosastro H, 2009).
5.      Gambaran klinis
Gambaran klinis bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilan. Sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin nyata sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai karekteristik :
a.       Berat badan kurang dari 2.500 gram.
b.      Panjang badan kurang dari 45 cm.
c.       Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d.      Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e.       Kepala relatif lebih besar.
f.       Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
g.      Otot hipotonik lemah.
h.      Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas).
i.        Ekstremitas : Paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus.
j.        Kepala tidak mampu tegak.
k.      Pernapasan : 30 – 60 kali per menit.
l.        Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit (Wiknjosastro H, 2009).
Untuk lebih jelasnya tabel berikut dapat memberikan gambaran tentang ciri kematangan fisik dan kematangan neoromuskuler.
Tabel 2.1
Bagan Kematangan Neuromuskular
 
Sumber : Surasmi A, dkk 2003 dalam Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan, Neonatus
& Anak. Hal : 125. Jakarta : EGC.


  
  
Tabel 2.2
Ciri Kematangan Fisik Pada Bayi Menurut Ballard

Bulan
0
1
2
3
4
5
Kulit
Merah seperti agar-agar transparan
Merah muda licin/halus tampak vena
Permukaan mengelupas dengan/tanpa ruam, sedikit vena
Daerah pucat retak-retak vena jarang
Seperti kertas kulit retak lebih dalam, tidak ada vena
Seperti kulit retak-retak mengerut
Lanugo
Tidak ada
Banyak
Menipis
Menghilang
Umumnya tidak ada

Lipatan plantar
Tidak ada
Tanda merah sangat sedikit
Tahanya lipatan anterior yang melintang
Lipatan 2/3 anterior
Lipatan di seluruh telapak

Payudara
Hampir tidak ada
Areola datar, tidak ada tonjol
Areola seperti titik, tonjolan 1-2 mm
Areola lebih jelas, tonjolan 3-4 mm
Areola penuh, tonjolan 5-10 mm

Daun telinga
Datar, tetap terlipat
Sedikit melengkung, lunak, lambat membalik
Bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik
Bentuknya sempurna, membalik seketika
Tulang rawan tabal, telinga kaku

Kelamin laki-laki
Skrotum kosong, tidak ada ruga

Testis turun sedikit ruga
Testis ke bawah ruganya bagusa
Testis bergantung, ruganya dalam

Kelamin perempuan
Klitoris dan labia minora menonjol

Labia mayora sama-sama menonjol
Labia mayora besar, labia minora kecil
Klitoris dan labia minora ditutupi labia mayora

Sumber :  Surasmi A, dkk 2003 dalam Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan, Neonatus & Anak.
Hal : 126. Jakarta : EGC.
Ballard menilai maturitas neonatus berdasarkan 7 tanda kematangan fisik dan 6 tanda kematangan neuromuskular. Penilaian dilakukan dengan cara :
a.       Menilai 7 tanda kematangan fisik.
b.      Menilai 6 tanda kematangan neurologic.
c.       Hasil penelitian aspek kematangan fisik dan neulogik dijumlah.
d.      Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut dicocokkan dengan tabel patokan tingkat kematangan.
Tabel 2.3
Penilaian Tingkat Kematangan


Nilai

5
10
15
30
25
30
35
40
45
50

Minggu


26

28

30

32

34

36

38

40

42

44
Sumber : Surasmi A, dkk 2003 dalam Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan, Neonatus &
 Anak. Hal : 128. Jakarta : EGC.

6.      Penatalaksanaan BBLR
Berdasarkan gambaran klinis pada bayi berat lahir rendah maka perawatan dan pengawasannya sebagai berikut :
a.       Mempertahankan suhu dengan kuat
BBLR mudah mengalami hipotermia oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena bayi berat lahir rendah harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila belum mempunyai inkubator BBLR dapat dibungkus dengan kain dan di sampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan (Maryanti, Dwi. Dkk. 2011).
Tabel 2.4
Pengukuran Suhu Tubuh Bayi dalam Inkubator

Usia
Berat Badan Lahir
1200
1200-1500
> 1500
0 - 24 jam
24 - 48 jam
48 - 72 jam
72 - 96 jam
2 - 3 hari
3 - 4 hari
4 - 5 hari
5 - 6 hari
34 - 35ºC
33 - 35ºC
34 - 35ºC
34 - 35ºC
34 - 35ºC
32 - 35ºC
31 - 35ºC
30,8 - 32ºC
33,3 - 34,5 ºC
33 - 34ºC
33 - 34ºC
33 - 34ºC
32 - 34ºC
31 - 33ºC
30 - 32ºC
30,6 - 32,3ºC
31,8 - 33,8ºC
31,1 - 33,6ºC
31 - 33ºC
33 - 33,2ºC
33 - 33,5ºC
30 - 32ºC
29 - 32ºC
29 - 31ºC
Sumber :  Surganah 1996 dalam Maryanti, Dwi. Dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus,
Bayi & Balita. Hal : 65. Jakarta : CV Trans Info Media.

b.      Mencegah infeksi dengan ketat
Bayi Berat Lahir Rendah sangat rentan akan infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi secara khusus dan terisolasi dengan baik (Maryanti, Dwi. Dkk. 2011).
c.       Pengawasan nutrisi/ASI
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu penimbanan berat badan harus dilakukan dengan ketat. Menganjurkan pemberian ASI atau susu formla 2-6 jam setelah kelahiran sesuai dengan kebutuhan bayi. Pemberian hari ketiga sebanyak 28,8 ml/2 jam, hari keempat sebanyak 36,8 ml/2 jam dan hari kelima sebanyak 45 ml/2 jam diberikan dengan menggunakan sendok sedikit demi sedikit, berlanjut pada hari-hari berikutnya. Serta menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang (Maryanti, Dwi. Dkk. 2011).
Tabel 2.5
Cara Pemberian Minum pada Bayi

No
Berat Badan Lahir
1400
1400 - 1800
> 1800
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
8 x 4 cc
8 x 8 cc
8 x 12 cc
8 x 16 cc
8 x 20 cc
8 x 24 cc
8 x 28 cc
8 x 32 cc
8 x 36 cc
8 x 40 cc
8 x 6 cc
8 x 12 cc
8 x 18 cc
8 x 24 cc
8 x 30 cc
8 x 36 cc
8 x 42 cc
8 x 48 cc
8 x 54 cc
8 x 60 cc
8 x 8 cc
8 x 16 cc
8 x 24 cc
8 x 32 cc
8 x 40 cc
8 x 48 cc
8 x 56 cc
8 x 64 cc
8 x 72 cc
8 x 80 cc
Sumber :  Suryana 1996 dalam Maryanti, Dwi. Dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi
& Balita. Hal : 67. Jakarta : CV Trans Info Media.

BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “E” DENGAN BAYI         BERAT LAHIR RENDAH DI BPS MASJAWIAH DARMA
 KECAMATAN BONTOMARANU KABUPATEN GOWA
TANGGAL 28 - 29 AGUSTUS 2014

No. Register                            : 05 79 53
Tanggal lahir                           : 28 Agustus 2014 jam 18.30  WITA
Tanggal Pengkajian                 : 28 Agustus  2014 jam 19.00 WITA
Nama pengkaji                        : Darmawati Bara
A.    Langkah I : Identifikasi Data Dasar
1.      Identitas
a.       Identitas bayi
Nama                     : Bayi Ny. “E”
Tanggal, jam          : 28 Agustus 2014 jam 18.30 wita
Anak ke                 : I (pertama)
Jenis kelamin         : laki-laki
b.      Identitas Ibu/Ayah
Nama Ibu/Ayah    : Ny. “E” / Tn. “T”
Umur                     : 23 tahun / 25 tahun
Nikah/lamanya      : 1 kali / 1 tahun
Suku                      : Bugis
Agama                   : Islam
Pendidikan            : SMP / SMA
Pekerjaan               : IRT / Wiraswasta
Alamat                  : Jln. Bukit Baruga No 9 Makassar
2.      Riwayat kehamilan/persalinan sekarang
a.       Prenatal
1)      G1 P0 A0
2)      HPHT tanggal 19 November 2013
3)      HTP tanggal 26 Agustus 2014
4)      Lamanya kehamilan 38 minggu 3 hari
5)      Ibu ANC 4 kali selama kehamilan
6)      Ibu mendapat TT 2 kali
7)      Pemeriksaan palpasi :
Leopold I        : 3 jrbpx (32 cm) bokong
Leopold II       : punggung kanan
Leopold III     : kepala
Leopold IV     : divergen (BDP)
8)      Pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD            : 120/70 mmHg
N               : 80 x/menit
S               : 36,5°C
P               : 68 x/menit


b.      Natal
1)      Kala I
a)      Ibu masuk kamar bersalin tanggal 28 Agustus 2014, jam 07.00 WITA dengan keluhan sakit perut tembus ke belakang disertai dengan pelepasan lendir dan darah.
b)      Ketuban pecah jam 05.00 WITA dengan warna keruh dan berbau.
c)      Berlangsung lama selama ± 13 jam.
2)      Kala II
a)      Ibu melahirkan tanggal 28 Agustus 2014 jam 18.30 WITA dengan aterm, presentasi belakang kepala, spontan.
b)      Bayi lahir dengan spontan  tidak segera menangis, BBL 2100 gram, PBL 40 cm, anus (+) .
c)      Bayi terbungkus dan diselimuti dengan baik.
d)     Perdarahan ± 150 cc.
e)      Lamanya Kala II ± 45 menit.
3)      Kala III
a)      Plasenta lahir lengkap tanggal 28 Agustus 2014 jam 19.15 WITA.
b)      Perdarahan ± 50 cc.
c)      Lamanya ± 15 menit.
4)      Kala IV
a)      Berlangsung normal
b)      Dipantau selama 2 jam post partum dengan pemantauan jam pertama setiap 15 menit dan jam kedua setiap 30 menit.
3.      Riwayat kesehatan ibu
a.       Ibu tidak ada ketergantungan obat dan alkohol.
b.      Ibu tidak pernah mengalami gangguan/kelainan selama hamil.
c.       Ibu tidak ada riwayat penyakit DM, hipertensi, jantung atau malaria.
4.      Pemeriksaan fisik
a.       Pemeriksaan umum
1)      BBL/PBL                : 2100 gram/40 cm (2500 - 4000 gram)
2)      Jenis kelamin            : laki- laki
3)      Lingkar Kepala        : 31 cm (33 - 35 cm)
4)      Lingkar dada           : 30 cm (30 - 38 cm)
5)      Lingkar perut           : 31 cm (30 - 34 cm)
6)      Lingkar lengan atas  : 8 cm (8 - 10 cm)
b.      Tanda-tanda vital (TTV)
1)      Frekuensi jantung        : 150 kali/menit (140 - 160 x/Menit)
2)      Pernapasan                  : 60 kali/menit (30 - 60 x/menit )
3)      Suhu                            : 36,5°C (36,5 - 37,5 °C)



4)      APGAR score
No
Tanda
Nilai APGAR Score
I
II
0
1
2
1
A (apperance)
Warna kulit
Pucat
Badan merah, ekstremitas biru
Kemerahan
2
2
2
P (pulse)
Denyut jantung
Tidak ada
<100
>100
1
2
3
G (grimace)
Refleks
Tidak ada
Refleks sedikit
Batuk/ bersin
1
2
4
A (activity)
Tonus otot
Tidak ada
Sedikit gerakkan
Gerakkan aktif
1
2
5
R (respiration)
Usaha nafas
Tidak ada
Lemah/ tidak teratur
Baik/ menangis
2
2
Total jumlah
7/10

c.       Pemeriksaan fisik bayi
1)      Kepala
a)      Rambut     : tipis hitam dan lurus
b)      Sutura        : teraba jelas
2)      Mata
a)      Kesimetrisan      : simetris kiri dan kanan
b)      Sklera                  : tidak ikterus
c)      Konjungtiva       : tampak merah muda
d)     Kebersihan mata : bersih
3)      Hidung
a)      Simetris kiri dan kanan
b)      Tidak ada secret

4)      Mulut dan bibir
a)      Refleks menghisap kurang baik
b)      Bibir merah muda
5)      Kulit    : berwarna merah muda
6)      Leher   : tonus otot leher baik
7)      Dada dan perut
a)      Gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi.
b)      Tonjolan/tulang dada tidak ada.
c)      Keadaan tali pusat puih/terpilin dan dibungkus dengan gaas steril.
8)      Punggung/bokong
a)      Tonjolan punggung baik
b)      Lipatan kulit bokong bersih
9)      Genitalia/anus
a)      Terdapat testis dan skrotum
b)      Anus (+)
10)  Ekstremitas
a)      Tangan
(1)   Pergerakan baik dan tidak ada edema.
(2)   Jari tangan lengkap kiri dan kanan.
(3)   Refleks menggenggam baik.
b)      Kaki
(1)   Pergerakan baik dan tidak ada edema.
(2)   Jari kaki lengkap kiri dan kanan.
5.      Data tambahan
Obat-obatan :
a.       Vitamin K 0,1 ml.
b.      Tetas mata choloramphenicol 0,5%.
B.     Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Bayi Ny. “E” umur 0 hari dengan BCB, Bayi Berat Lahir Rendah
1.      Bayi cukup bulan
a.       Data subjektif
Ibu mengatakan HPHT tanggal 19 November 2013.
b.      Data objektif
1)      Taksiran persalinan tanggal 26 Agustus 2013.
2)      Tanggal lahir 28 Agustus 2014 jam 18.30 WITA.
c.       Analisa dan interpretasi data
Neonatus adalah neonatus yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram. Oleh karena itu, Bayi Ny. E merupakan bayi lahir cukup bulan dengan umur kehamilan 38 minggu 3 hari. Dihitung dari HPHT tanggal 19 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2014.
2.      BBLR
a.       Data subjektif
Ibu mengatakan bayinya kecil.
b.      Data objektif
BBLR 2100 gram dan PBL 40 cm.
c.       Analisia dan interpetasi data
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang dimana berat badanya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai 2499 gram). Bayi Ny. “E” lahir tanggal 28 Agustus 2014 dengan berat badan lahir 2100 gram, panjang badan lahir 40 cm. Oleh karena itu, Bayi Ny. “E” adalah bayi berat lahir rendah (BBLR).
C.    Langkah III :  Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
1.      Potensial terjadi hipotermi
a.       Data subjektif : ibu mengatakan bayinya teraba hangat.
b.      Data objektif
1)      BB : 2100 gram, suhu bayi : 36,5°C.
2)      Bayi terbungkus dengan selimut.
3)      Kulit bayi teraba tipis.
4)      Tanda-tanda vital (TTV)
a)      Frekuensi jantung  : 150 kali/menit
b)      Pernapasan            : 60 kali/menit
c)      Suhu                      : 36,5°C
c.       Analisa dan interpretasi data
Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas. Pada bayi dengan berat badan lahir yang rendah pusat pengaturan suhu tubuh belum matang dan pertumbuhan otot-otot yang belum memadai, jaringan lemak sub cutan yang sedikit, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan berat badan sehingga BBLR lebih mudah kehilangan panas.
2.      Potensial terjadi infeksi pada tali pusat
a.       Data subjektif
Ibu mengatakan tali pusat anaknya dibalut dengan kassa steril.
b.      Data objektif
1)      Tampak tali pusat tebalut dengan kassa steril.
2)      Tanda-tanda vital (TTV)
a)      Frekuensi jantung  : 150 kali/menit
b)      Pernapasan            : 60 kali/menit
c)      Suhu                      : 36,5°C
c.       Analisa dan interpretasi data
Bayi berat lahir rendah mudah terserang infeksi karena daya tahan tubuhnya atau sistem imunitas tubuh belum matur sempurna sehingga tidak tahan terhadap infeksi. Hal itu disebabkan karena tubuh yang belum mampuh membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan yang belum baik dan ditunjang adanya luka tali pusat yang merupakan port de entry (pintu masuk bagi mikroorganisme) yang masih basah yang merupakan media tempat masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme.

D.    Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi Asuhan Kebidanan
1.      Vitamin K 0,1 ml.
2.      Tetas mata choloramphenicol 0,5%.
E.     Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 28 Agustus 2014, jam 20.45 WITA
Tujuan :
1.      Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi.
2.      Tidak terjadi hipotermi pada bayi.
3.      Tidak terjadi infeksi pada tali pusat.
Kriteria :
1.      Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi yaitu berat badan tidak turun (1700 gram), bayi kuat mengisap, produksi ASI lancar.
2.      Tanda-tanda vital dalam batas normal :
a.       Nadi          : 100 - 150 x/menit
b.      Suhu          : 36,5°C - 37,2°C
c.       Pernapasan : 30 - 60 x/menit
d.      Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas, nyeri dan pengeluaran pus.
Rencana tindakan :
1.      Anjurkan ibu untuk memberi ASI ondemand.
Rasional     : Rangsangan karena isapan bayi menyebabkan hipofise
 posterior terangsang untuk mengeluarkan hormon   oksitosin untuk sekresi ASI dan hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin untuk produksi ASI.
2.      Timbang berat badan bayi setiap hari.
Rasional     : Berat badan bayi penting untuk menetapkan kebutuhan kalori
dan cairan bayi juga dapat mencerminkan kondisi bayi. Sehingga penurunan dan peningkatan berat badan dapat selalu dinilai atau dipantau.
3.      Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap terbungkus dengan selimut.
Rasional     : Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum
matang secara sempurna. Oleh karena itu, dengan tipisnya kulit bayi atau sedikitnya lemak pada subcutan dapat mempercepat proses kehilangan panas sehingga suhu tubuh bayi dapat menurun (hipotermi).
4.      Observasi tanda-tanda vital seperti suhu, pernapasan dan frekuensi jantung
Rasional     : Tanda-tanda vital memberikan gambaran dalam menentukan
tindakan selanjutnya.
5.      Rawat tali pusat dengan kassa steril.
Rasional      : Melindungi tali pusat dari kemungkinan terjadinya infeksi.

6.      Ganti pakaian/popok bayi tiap kali basah.
Rasional      : Pakaian bayi yang basah akan mempengaruhi suhu badan
bayi yang mengakibatkan evaporasi.
7.      Anjurkan pemberian ASI setelah kelahiran, sesuai dengan kebutuhan bayi dengan teratur.
Rasional      :   ASI adalah nutrisi lengkap yang mengandung semua zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh bayi baik makro nutrient maupun mikro nutrient sehingga tumbuh kembang bayi dapat berlangsung secara maksimal.
8.      Anjurkan pada ibu untuk mengkomsumsi gizi seimbang.
Rasional      :   Pemenuhan asupan gizi pada ibu menyusui sangat
mempengaruhi produksi dan kualitas ASI.
9.      Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
Rasional      :   Pada bayi berat lahir rendah sistem imunitas belum matur
sehingga sangat dengan mudah terserang mikroorganisme pathogen (bakteri, virus, parasit, jamur, dan protozoa). Dengan mencuci tangan setiap kali kontak dengan bayi dapat membantu mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan kuman.
F.     Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 28 Agustus 2014, jam 21.05 WITA
1.      Menganjurkan ibu untuk memberi ASI ondemand.
2.      Menimbang berat badan bayi setiap hari.
3.      Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tetap terbungkus oleh selimut.
4.      Mengobservasi tanda-tanda vital seperti suhu dan pernapasan.
5.      Merawat tali pusat dengan kassa steril.
6.      Mengganti pakaian/popok bayi tiap kali basah.
7.      Menganjurkan pada ibu untuk mengkomsumsi gizi seimbang.
8.      Menganjurkan pemberian ASI setelah kelahiran, sesuai dengan kebutuhan bayi dengan teratur.
9.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
G.    Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan
Tanggal 28 Agustus 2014, jam 21.10 WITA
1.      Ibu telah dianjurkan untuk memberi ASI ondemand.
2.      Berat badan bayi telah ditimbang, yaitu : 2100 gram.
3.      Suhu tubuh bayi dipertahankan dengan tetap terbungkus oleh selimut.
4.      Tanda-tanda vital telah diobservasi dengan hasil suhu : 36,5°C, pernapasan : 65 x/menit. 
5.      Tali pusat telah dirawat dengan kassa steril.
6.      Pakaian/popok bayi telah diganti tiap kali basah.
7.      Ibu telah mengkomsumsi makanan degan gizi seimbang.
8.      Ibu memberikan ASI pada bayinya secara teratur.
9.      Bidan dan ibu telah mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“E” DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BPS MASJAWIAH
DARMA KEC. BONTOMARANU KABUPATEN GOWA
TANGGAL 28 AGUSTUS 2014

No. Register                            : 05 79 53
Tanggal lahir                           : 28 Agustus 2014 jam 18.30  WITA
Tanggal Pengkajian                 : 28 Agustus  2014 jam 19.00 WITA
Nama pengkaji                        : Darmawati Bara
A.    Identifikasi Data Dasar
1.      Identitas
a.       Identitas bayi
Nama                     : Bayi Ny. “E”
Tanggal, jam          : 28 Agustus 2014 jam 18.30 wita
Anak ke                 : I (pertama)
Jenis kelamin         : laki-laki
b.      Identitas Ibu/Ayah
Nama Ibu/Ayah    : Ny. “E” / Tn. “T”
Umur                     : 23 tahun / 25 tahun
Nikah/lamanya      : 1 kali / 1 tahun
Suku                      : Bugis
Agama                   : Islam
Pendidikan            : SMP / SMA
Pekerjaan               : IRT / Wiraswasta
Alamat                  : Jln. Bukit Baruga No 9 Makassar
B.     Data Subjektif
1.       P1 A0
2.      HPHT tanggal 19 November 2013
3.      HTP tanggal 26 Agustus 2014.
4.      Lamanya kehamilan 38 minggu 3 hari.
5.      Ibu ANC 4 kali selama kehamilan.
6.      Ibu mendapat TT 2 kali selama kehamilan.
7.      Ibu masuk kamar bersalin jam 07.00 WITA dengan keluhan sakit perut tembus ke belakang disertai dengan pelepasan lendir dan darah sejak jam 05.00 WITA.
8.      Ibu mengatakan tidak ada ketergantungan obat dan alkohol.
9.      Ibu tidak mengalami gangguan/kelainan selama hamil.
10.  Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit DM, hipertensi, jantung, atau malaria.
C.    Data Objektif
1.      Bayi lahir tanggal 28 Agustus 2014 jam 18.30 WITA dengan aterm, presentasi belakang kepala, spontan.
2.      Bayi lahir segera menangis dengan BBL 2100 gram, PBL 40 cm, anus (+).
3.      Pemeriksaan fisik
a.       Pemeriksaan umum
1)      BBL/PBL                    : 2100 gram/40 cm (2500-4000 gram).
2)      Jenis kelamin               : laki-laki
3)      Lingkar kepala            : 31 cm (33 - 35 cm)
4)      Lingkar dada               : 30 cm (30 - 38 cm)
5)      Lingkar perut              : 31 cm (30 - 34 cm)
6)      Lingkar lengan            : 8 cm (8 - 10 cm)
b.      Tanda-tanda Vital
1)      Frekuensi jantung        : 150 kali/menit
2)      Pernapasan                  : 60 kali/menit
3)      Suhu                            : 36,5°C
c.       APGAR score      
No
Tanda
Nilai APGAR Score
I
II
0
1
2
1
A (apperance)
Warna kulit
Pucat
Badan merah, ekstremitas biru
Kemerahan
2
2
2
P (pulse)
Denyut jantung
Tidak ada
<100
>100
1
2
3
G (grimace)
Refleks
Tidak ada
Refleks sedikit
Batuk/ bersin
1
2
4
A (activity)
Tonus otot
Tidak ada
Sedikit gerakkan
Gerakkan aktif
1
2
5
R (respiration)
Usaha nafas
Tidak ada
Lemah/ tidak teratur
Baik/ menangis
2
2
Total jumlah
7/10

d.      Pemeriksaan Fisik Bayi
1)      Kepala
a)      Rambut     : tipis hitam dan lurus
b)      Sutura        : teraba jelas
2)      Mata
a)      Kesimetrisan         : simetris kiri dan kanan
b)      Sklera                    : tidak ikterus
c)      Konjungtiva           : tampak merah muda
d)     Kebersihan mata   : bersih
3)      Hidung
a)      Simetris kiri dan kanan.
b)      Tidak ada secret.
4)      Mulut dan bibir
a)      Refleks menghisap kurang baik.
b)      Bibir merah muda.
5)      Kulit    : berwarna merah muda.
6)      Leher   : tonus otot leher baik.
7)      Dada dan perut
a)      Gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi.
b)      Tonjolan/tulang dada tidak ada.
c)      Keadaan tali pusat puih/terpilin dan dibungkus dengan kassa steril.
8)      Punggung/bokong
a)      Tonjolan punggung baik.
b)      Lipatan kulit bokong bersih.
9)      Genitalia/anus
a)      Terdapat testis dan skrotum.
b)      Anus (+)

10)  Ekstremitas
a)      Tangan
(1)   Pergerakan baik dan tidak ada oedema.
(2)   Jari tangan lengkap kiri dan kanan.
(3)   Refleks menggenggam baik.
b)      Kaki
(1)   Pergerakan baik dan tidak ada oedema.
(2)   Jari kaki lengkap kiri dan kanan.
e.       Data tambahan
Obat-obatan :
1)      Vitamin K 0,1 ml.
2)      Tetas mata choloramphenicol 0,5%.
D.    Assesment
Bayi Ny. “E” umur 0 hari dengan BCB, BBLR
E.     Planning
Tanggal 28 Agustus  2014, jam 20.45 WITA
1.      Menganjurkan ibu untuk memberi ASI ondemand.
2.      Menimbang berat badan bayi setiap hari.
3.      Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tetap terbungkus oleh selimut.
4.      Mengobservasi tanda-tanda vital seperti suhu, pernapasan dan frekuensi jantung.
5.      Merawat tali pusat dengan gaas steril.
6.      Mengganti pakaian/popok bayi tiap kali basah.
7.      Menganjurkan pemberian ASI setelah kelahiran, sesuai dengan kebutuhan bayi dengan teratur.
8.      Menganjurkan pada ibu untuk mengkomsumsi gizi seimbang.
9.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“E” DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BPS MASJAWIAH
DARMA KEC. BONTOMARANU KABUPATEN GOWA
TANGGAL 29 AGUSTUS 2014
A.    Data Subjektif
1.      Ibu mengatakan bayinya masih diselimuti dan tebungkus dengan baik.
2.      Ibu mengatakan bayinya diberi ASI dan dapat mengisap dengan baik namun produksi ASInya masih kurang.
B.     Data Objektif
1.      BB : 2100 gram.
2.      Tanda-tanda vital (TTV)
a)      Frekuensi jantung  : 120 kali/menit
b)      Pernapasan            : 58 kali/menit
c)      Suhu                      : 36,5°C
3.      Kongjungtiva tampak merah muda.
4.      Refleks menghisap dan menelan baik
5.      Kulit berwarna kemerahan.
6.      Produksi ASI masih kurang.
7.      Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan gaas steril.
C.    Assesment
Bayi Ny. “E” umur 1 hari dengan BBLR dan potensial terjadi hipotermi.
D.    Planning
Tanggal 29 April 2014, jam 09.00 WITA
1.      Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus dengan baik dan suhu badan normal.
2.      Merawat tali pusat dengan kassa steril.
3.      Menimbang berat badan bayi setiap hari.
4.      Mengobservasi tanda-tanda vital seperti suhu, pernapasan dan frekuensi jantung.
5.      Tetap menganjurkan untuk memberikan ASI pada bayi setiap kali bayi mau sesuai dengan kebutuhan.
6.      Mengganti pakaian/popok bayi tiap kali basah agar terhindar dari ruam popok.
7.      Mengajarkan pada ibu cara merawat bayi, cara menyusui yang benar dan ibu mengerti serta bersedia melaksanakan apa yang dianjurkan.
8.      Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
9.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.

No comments:

Post a Comment