/*CB Top Menu*/ #top{margin:auto;padding: 0;width: 100%;background:#eeeded;border-bottom:1px solid #ddd;} #top-wrap{margin:auto;padding: 0;width: 1110px;background:#eeeded;} #navwrap {margin: 0px auto; width:560px; float:left;background:#080705;} .topnav ul {list-style:none;margin:0;padding:0px; float:left;} .topnav li {float:left;margin:0;text-align:center;} .topnav li a {font-family: arial; font-weight:bold; font-size:11px;display:block;padding:10px 10px;color:#222;text-decoration:none; text-transform:uppercase;} .topnav li a {background:none; } .topnav li a:hover, li a:focus, li a:active {text-decoration:none; background:#ffffff; color:#000000;} #navbar-iframe {display: none !important;}

Thursday, October 29, 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN PENYAKIT TROFOBLASMA GESTASIONAL (PTG)



Tinjauan Umum tentang Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
1.      Pengertian
Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) atau Gestational Trophoblastic Disease adalah kelainan proliferasi trofoblas pada kehamilan, berupa suatu spektrum tumor saling berhubungan tetapi dapat dibedakan secara histologis (Prawirohardjo, 2011).
Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) merupakan penyakit yang terjadi pada saat kehamilan, penyakit ini terjadi pada sel-sel trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan kata lain, penyakit ini adalah proliferasi atau perbanyakan sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.
Trofoblas adalah jaringan yang pertama kali mengalami diferensiasi pada masa embrional dini kemudian berkembang menjadi jaringan ekstraembrionik dan membentuk plasenta yang merupakan interfase janin maternal. Penyakit trofoblas dapat berupa tumor atau keadaan yang merupakan predisposisi terjadinya tumor (Wiknjosastro, 2009).
Penyakit Trofoblastik Gestasional adalah sekelompok penyakit yang berasal dari khorion janin. Terdiri dari molahidatidosa, mola invasif, koriokarsinoma dan Tumor Trofoblastik Plasental Site (PSTT) yang ditandai oleh proliferasi jaringan trofoblastik yang abnormal. Molahidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit trofoblas gestasional dan dapat mengalami transformasi menjadi bentuk ganasnya yaitu koriokarsinoma (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
Gambar 2.4
Proliferasi atau Perbanyakan Sel Trofoblas yang Berasal dari Kehamilan

 
2.      Etiologi
a.       Penyebab yang pasti tidak diketahui (idiopatik).
b.      Para peneliti riset meyakini bahwa penyakit trofoblastik gestasional berkaitan dengan kondisi ibu yang buruk, khususnya asupan protein dan asam folat yang kurang, ovum yang cacat, kelainan kromosom atau gangguan keseimbangan hormonal.
c.       Pada 50% pasien koriokarsinoma memiliki riwayat hamil mola.
d.      Pada 50% lainnya penyakit tersebut biasanya didahului oleh abortus spontan atau abortus yang diinduksi, kehamilan ektopik atau kehamilan normal (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
3.      Klasifikasi
Klasifikasi PTG dibuat oleh World Health Organization Scientific Group on Gestasional Trophoblastic Disease pada tahun 1983, kemudian diperbaharui oleh International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO Oncology Committee) pada tahun 2002 dan disempurnakan oleh American College of Obstetrics and Gynecology pada tahun 2004 sebagai berikut (Prawirohardjo, 2011).
a.       Lesi molar
1)      Molahidatidosa
Molahidatidosa adalah plasenta dengan villi korialis yang berkembang tidak sempurna dengan gambaran adanya pembesaran, edema, dan villi vesikuler sehingga menunjukkan berbagai ukuran trofoblas proliferatife tidak normal. Molahidatidosa terdiri dari : molahidatidosa komplit dan parsial; perbedaan antara keduanya adalah berdasarkan morfologi, gambaran klinikopatologi, dan sitogenetik.
a)      Molahidatidosa komplit adalah hasil kehamilan tidak normal tanpa adanya embrio-janin, dengan pembengkakkan hidropik villi plasenta dan seringkali memiliki hyperplasia trofoblastik pada kedua lapisan. Pembengkakkan villi menyebabkan pembentukan sisterna sentral disertai penekanan jaringan penghubung matur yang mengalami kerusakan pembuluh darah.
b)      Molahidatidosa parsial adalah hasil kehamilan tidak normal dengan adanya embrio-fetus yang cenderung mati pada kehamilan dini, dengan pembentukan sisterna sentral pada plasenta akibat pembengkakkan fokal villi korialis, dan disertai hyperplasia trofoblastik fokal yang seringkali hanya melibatkan sinsitiotrofoblas. Villi yang tidak terpengaruh memberikan gambaran normal dan pembuluh darah villi korialis menghilang bersamaan dengan kematian janin.
2)      Mola invasif
Mola invasif adalah suatu tumor atau proses menyerupai tumor yang menginvasi miometrium dan memberikan gambaran hyperplasia trofoblastik serta struktur villi plasenta menetap. Tumor ini dapat mengalami metastasis tetapi tidak menunjukkan perkembangan ke arah keganasan dan dapat mengalami penyembuhan spontan.  
b.      Lesi nonmolar (Neoplasia Trofoblastik Gestasional = NTG)
1)      Koriokarsinoma
Koriokarsinoma adalah suatu karsinoma yang berasal dari epitel trofoblas dan menunjukkan gambaran bagian sitotrofoblas dan sinsitotrofoblas. Tumor ini dapat berasal dari hasil konsepsi berupa kelahiran hidup, kelahiran mati, abortus, kehamilan ektopik, atau molahidatidosa, ataupun timbul ab initio.
Gambar 2.5 Koriokarsinoma
2)      Placental site trophoblastic tumor
Placental Site Trophoblastic Tumor (PSTT) adalah suatu tumor yang berasal dari trofoblas atau pembuluh darah plasenta dan terutama terdiri dari sel-sel sitotrofoblas. Tumor ini mencakup lesi keganasan stadium rendah dan tinggi.
3)      Tumor trofoblastik epiteloid
Tumor trofoblastik epiteloid lebih sering berhubungan dengan riwayat kehamilan aterm daripada riwayat kehamilan mola. Tumor ini berkembang dari perubahan neoplastik sel-sel trofoblas intermediate tipe korionik (Prawirohardjo, 2011).
Tabel 2.2
Klasifikasi Klasik PTG

Stadium
Deskripsi
Stadium I
Stadium II
Penyakit trofoblastik gestasional nonmetastatikk
Penyakit trofoblastik gestasional metastatik
1.   Prognosis baik
a.       Kadar hCG urin < 100.000 IU/24 jam atau kadar hCG serum < 40.000 IU/L
b.      Gejala timbul selama < 4 bulan
c.       Tidak terdapat metastasis ke otak atau hepar
d.      Belum pernah mendapat kemoterapi
e.       Kehamilan sebelumnya bukan kehamilan aterm (misalnya mola, ektopik, atau abortus spontan)
2.   Prognosis jelek
a.       Kadar hCG urin > 100.000 IU/24 jam atau kadar hCG serum > 40.000 IU/L
b.      Gejala timbul selama > 4 bulan
c.       Terdapat metastasis ke otak atau hepar
d.      Pernah mengalami kegagalan kemoterapi sebelumnya
e.       Kehamilan sebelumnya adalah kehamilan aterm
Sumber :  Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Hal : 209. Jakarta : PT Bina
Pustaka.

4.      Patofisiologi
Sel-sel villi trofoblastik pada kelainan ini akan mengakibatkan  peningkatan ukuran yang cepat dan terisi dengan cairan. Sel trofoblast terletak pada cincin sebelah luar blastoksit (struktur yang tebentuk lewat pembelahan sel pada sekitar hari ke-3 hingga ke-4 pasca fertilisasi). Sel-sel ini pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur yang membentuk plasenta dan selaput janin. Ketika mulai berdegenerasi, sel-sel tersebut akan terisi cairan. Sel trofoblast menjadi edematous dan gambarannya berupa vesikel yang terlihat sebagai kumpulan buah anggur. Sebagai akibatnya, embrio tidak dapat berkembang melewati tahap primitif awal (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
5.      Gambaran klinik
a.       Pembesaran uterus yang tidak proposional; kumpulan seperti buah anggur mungkin ditemukan dalam vagina pada pemeriksaan pelvis (VT; vaginal toucher).
b.      Nausea dan vomitus yang berlebihan.
c.       Perdarahan per vaginam yang intermiten atau terus-menerus dengan darah yang berwarna merah cerah atau kecokelatan pada minggu kehamilan ke-12.
d.      Keluarnya jaringan yang menyerupai kumpulan buah anggur.
e.       Gejala hipertensi gestasional yang timbul sebelum minggu kehamilan ke-20.
f.       Tidak terdengarnya bunyi jantung janin (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
6.      Pemeriksaan diagnostik
a.       Pemeriksaan radioimmunoassay menunjukkan kenaikan hCG yang ekstrim pada awal kehamilan.
b.      Pemeriksaan histology terhadap vesikel akan membantu konfirmasi diagnosis.
c.       Ultrasonografi yang dilakakukan sesudah kehamilan bulan ke-3 akan memperlihatkan kumpulan mirip buah anggur dan bukan janin; skeleton janin tidak terdeteksi dengan pemeriksaan USG; dan gambar USG menunjukkan pola mirip serpihan salju.
Gambar 2.6 Ultrasonografi PTG
d.      Kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah sel darah merah (eritrosit; RBC), prothrombin time, partial thromoplastin time, kadar fibrinogen dan hasil pemeriksaan fungsi hati serta renal semuanya menunjukkan nilai yang abnormal.
g.      Hitung leukosit dan laju endap darah mengalami peningkatan (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
7.      Penatalaksanaan
a.       Melakukan tindakan induksi abortus jika abortus spontan tidak terjadi.
b.      Perawatan tindak lanjut sangat penting karena peningkatan risiko koriokarsinoma.
c.       Monitoring kadar hCG seminggu sekali dilakukan sampai kadar tersebut tetap normal selama 3 minggu berturutan.
d.      Pemeriksaan tindak lanjut secara periodik selama 1 hingga 2 tahun.
e.       Pemeriksaan VT dan foto rontgen thorax dengan interval teratur.
f.       Dukungan emosional bagi pasutri yang berduka karena kehilangan bayinya dan masa depan obstetrik serta medis yang tidak menentu.
g.      Menghindari kehamilan sampai kadar hCG normal kembali (dapat memerlukan waktu sampai 1 tahun) (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
8.      Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan hebat hingga menyebabkan syok dan pada kondisi yang lebih lanjut dapat menjadi kariokarsinoma  (Prawirohardjo, 2011).

No comments:

Post a Comment