Tinjauan
Umum tentang Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
1. Pengertian
Penyakit Trofoblas
Gestasional (PTG) atau Gestational
Trophoblastic Disease adalah kelainan proliferasi trofoblas pada kehamilan,
berupa suatu spektrum tumor saling berhubungan tetapi dapat dibedakan secara
histologis (Prawirohardjo, 2011).
Penyakit Trofoblas
Gestasional (PTG) merupakan penyakit yang terjadi pada saat kehamilan, penyakit
ini terjadi pada sel-sel trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya
ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan kata lain, penyakit ini adalah
proliferasi atau perbanyakan sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.
Trofoblas adalah
jaringan yang pertama kali mengalami diferensiasi pada masa embrional dini
kemudian berkembang menjadi jaringan ekstraembrionik dan membentuk plasenta
yang merupakan interfase janin maternal. Penyakit trofoblas dapat berupa tumor
atau keadaan yang merupakan predisposisi terjadinya tumor (Wiknjosastro, 2009).
Penyakit Trofoblastik
Gestasional adalah sekelompok penyakit yang berasal dari khorion janin. Terdiri
dari molahidatidosa, mola invasif, koriokarsinoma dan Tumor Trofoblastik
Plasental Site (PSTT) yang ditandai oleh proliferasi jaringan trofoblastik yang
abnormal. Molahidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit trofoblas
gestasional dan dapat mengalami transformasi menjadi bentuk ganasnya yaitu
koriokarsinoma (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
Gambar 2.4
Proliferasi atau Perbanyakan Sel
Trofoblas yang Berasal dari Kehamilan
a. Penyebab
yang pasti tidak diketahui (idiopatik).
b. Para
peneliti riset meyakini bahwa penyakit trofoblastik gestasional berkaitan
dengan kondisi ibu yang buruk, khususnya asupan protein dan asam folat yang
kurang, ovum yang cacat, kelainan kromosom atau gangguan keseimbangan hormonal.
c.
Pada 50% pasien koriokarsinoma memiliki
riwayat hamil mola.
d. Pada
50% lainnya penyakit tersebut biasanya didahului oleh abortus spontan atau
abortus yang diinduksi, kehamilan ektopik atau kehamilan normal (Anita Lockhart
& Lyndon S, 2014).
3. Klasifikasi
Klasifikasi PTG
dibuat oleh World Health Organization
Scientific Group on Gestasional Trophoblastic Disease pada tahun 1983,
kemudian diperbaharui oleh International
Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO Oncology Committee) pada tahun 2002 dan disempurnakan oleh American College of Obstetrics and
Gynecology pada tahun 2004 sebagai berikut (Prawirohardjo, 2011).
a. Lesi
molar
1) Molahidatidosa
Molahidatidosa
adalah plasenta dengan villi korialis yang berkembang tidak sempurna dengan
gambaran adanya pembesaran, edema, dan villi vesikuler sehingga menunjukkan
berbagai ukuran trofoblas proliferatife tidak normal. Molahidatidosa terdiri
dari : molahidatidosa komplit dan parsial; perbedaan antara keduanya adalah
berdasarkan morfologi, gambaran klinikopatologi, dan sitogenetik.
a) Molahidatidosa
komplit adalah hasil kehamilan tidak normal tanpa adanya embrio-janin, dengan
pembengkakkan hidropik villi plasenta dan seringkali memiliki hyperplasia
trofoblastik pada kedua lapisan. Pembengkakkan villi menyebabkan pembentukan
sisterna sentral disertai penekanan jaringan penghubung matur yang mengalami
kerusakan pembuluh darah.
b) Molahidatidosa
parsial adalah hasil kehamilan tidak normal dengan adanya embrio-fetus yang
cenderung mati pada kehamilan dini, dengan pembentukan sisterna sentral pada
plasenta akibat pembengkakkan fokal villi korialis, dan disertai hyperplasia
trofoblastik fokal yang seringkali hanya melibatkan sinsitiotrofoblas. Villi
yang tidak terpengaruh memberikan gambaran normal dan pembuluh darah villi
korialis menghilang bersamaan dengan kematian janin.
2) Mola
invasif
Mola invasif
adalah suatu tumor atau proses menyerupai tumor yang menginvasi miometrium dan
memberikan gambaran hyperplasia trofoblastik serta struktur villi plasenta
menetap. Tumor ini dapat mengalami metastasis tetapi tidak menunjukkan
perkembangan ke arah keganasan dan dapat mengalami penyembuhan spontan.
b. Lesi
nonmolar (Neoplasia Trofoblastik
Gestasional = NTG)
1) Koriokarsinoma
Koriokarsinoma
adalah suatu karsinoma yang berasal dari epitel trofoblas dan menunjukkan
gambaran bagian sitotrofoblas dan sinsitotrofoblas. Tumor ini dapat berasal
dari hasil konsepsi berupa kelahiran hidup, kelahiran mati, abortus, kehamilan
ektopik, atau molahidatidosa, ataupun timbul ab initio.
Gambar
2.5 Koriokarsinoma
2) Placental
site trophoblastic tumor
Placental Site
Trophoblastic Tumor (PSTT) adalah suatu tumor yang berasal dari trofoblas atau
pembuluh darah plasenta dan terutama terdiri dari sel-sel sitotrofoblas. Tumor
ini mencakup lesi keganasan stadium rendah dan tinggi.
3) Tumor
trofoblastik epiteloid
Tumor
trofoblastik epiteloid lebih sering berhubungan dengan riwayat kehamilan aterm
daripada riwayat kehamilan mola. Tumor ini berkembang dari perubahan neoplastik
sel-sel trofoblas intermediate tipe korionik (Prawirohardjo, 2011).
Tabel
2.2
Klasifikasi
Klasik PTG
Stadium
|
Deskripsi
|
Stadium I
Stadium II
|
Penyakit trofoblastik
gestasional nonmetastatikk
Penyakit trofoblastik
gestasional metastatik
1. Prognosis
baik
a. Kadar
hCG urin < 100.000 IU/24 jam atau kadar hCG serum < 40.000 IU/L
b. Gejala
timbul selama < 4 bulan
c. Tidak
terdapat metastasis ke otak atau hepar
d. Belum
pernah mendapat kemoterapi
e. Kehamilan
sebelumnya bukan kehamilan aterm (misalnya mola, ektopik, atau abortus
spontan)
2. Prognosis
jelek
a. Kadar
hCG urin > 100.000 IU/24 jam atau kadar hCG serum > 40.000 IU/L
b. Gejala
timbul selama > 4 bulan
c. Terdapat
metastasis ke otak atau hepar
d. Pernah
mengalami kegagalan kemoterapi sebelumnya
e. Kehamilan
sebelumnya adalah kehamilan aterm
|
Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Hal : 209. Jakarta : PT Bina
Pustaka.
4. Patofisiologi
Sel-sel villi trofoblastik
pada kelainan ini akan mengakibatkan
peningkatan ukuran yang cepat dan terisi dengan cairan. Sel trofoblast
terletak pada cincin sebelah luar blastoksit (struktur yang tebentuk lewat
pembelahan sel pada sekitar hari ke-3 hingga ke-4 pasca fertilisasi). Sel-sel
ini pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur yang membentuk plasenta dan
selaput janin. Ketika mulai berdegenerasi, sel-sel tersebut akan terisi cairan.
Sel trofoblast menjadi edematous dan gambarannya berupa vesikel yang terlihat
sebagai kumpulan buah anggur. Sebagai akibatnya, embrio tidak dapat berkembang
melewati tahap primitif awal (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
5. Gambaran
klinik
a. Pembesaran
uterus yang tidak proposional; kumpulan seperti buah anggur mungkin ditemukan
dalam vagina pada pemeriksaan pelvis (VT; vaginal
toucher).
b. Nausea
dan vomitus yang berlebihan.
c. Perdarahan
per vaginam yang intermiten atau terus-menerus dengan darah yang berwarna merah
cerah atau kecokelatan pada minggu kehamilan ke-12.
d. Keluarnya
jaringan yang menyerupai kumpulan buah anggur.
e. Gejala
hipertensi gestasional yang timbul sebelum minggu kehamilan ke-20.
f. Tidak
terdengarnya bunyi jantung janin (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
6. Pemeriksaan
diagnostik
a. Pemeriksaan
radioimmunoassay menunjukkan kenaikan hCG yang ekstrim pada awal kehamilan.
b. Pemeriksaan
histology terhadap vesikel akan membantu konfirmasi diagnosis.
c. Ultrasonografi
yang dilakakukan sesudah kehamilan bulan ke-3 akan memperlihatkan kumpulan
mirip buah anggur dan bukan janin; skeleton janin tidak terdeteksi dengan
pemeriksaan USG; dan gambar USG menunjukkan pola mirip serpihan salju.
Gambar 2.6
Ultrasonografi PTG
d. Kadar
hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah sel darah merah (eritrosit; RBC),
prothrombin time, partial thromoplastin time, kadar fibrinogen dan hasil
pemeriksaan fungsi hati serta renal semuanya menunjukkan nilai yang abnormal.
g. Hitung
leukosit dan laju endap darah mengalami peningkatan (Anita Lockhart &
Lyndon S, 2014).
7. Penatalaksanaan
a. Melakukan
tindakan induksi abortus jika abortus spontan tidak terjadi.
b. Perawatan
tindak lanjut sangat penting karena peningkatan risiko koriokarsinoma.
c. Monitoring
kadar hCG seminggu sekali dilakukan sampai kadar tersebut tetap normal selama 3
minggu berturutan.
d. Pemeriksaan
tindak lanjut secara periodik selama 1 hingga 2 tahun.
e. Pemeriksaan
VT dan foto rontgen thorax dengan interval teratur.
f. Dukungan
emosional bagi pasutri yang berduka karena kehilangan bayinya dan masa depan
obstetrik serta medis yang tidak menentu.
g. Menghindari
kehamilan sampai kadar hCG normal kembali (dapat memerlukan waktu sampai 1
tahun) (Anita Lockhart & Lyndon S, 2014).
8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi
adalah perdarahan hebat hingga menyebabkan syok dan pada kondisi yang lebih
lanjut dapat menjadi kariokarsinoma (Prawirohardjo,
2011).
No comments:
Post a Comment