1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah salah satu masalah mendasar dan menjadi pusat perhatian pemerintah di Negara manapun. Karena salah satu tugas pemerintah adalah untuk mensejahterhkan masyarakatnya, bukan untuk memperkaya partai atau elite politik, kelompok, keluarga, dan diri sendiri. Saya tidak lahir di daerah tersebut, tapi saya tumbuh dan berkembang di tanah itu. 19 Tahun saya di sana dan kini sisa hidup saya ingin saya habiskan di negeri orang. Alasannya cukup kompleks diantaranya karena di sana pertumbuhan ekonomi sangat lambat, orang besar semakin kaya dan dipuja, smentara orang kecil semakin melarat dan dihina. Itulah potret yang ada. Kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan menimbulkan gejolak di hati masyarakat sehingga rela menghalalkan segala cara untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi untuk memperthankan hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Menurut hemat saya, hal itupun terjadi di Kab. Muna. Kec. Napabalano yang memilih jalan POLITIK sebagai cara untuk mendapatkan uang dan kedudukan.
2. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan terjadi di mana-mana pada setiap PILKADA, hingga kawan menjadi lawan dan keluarga menjadi musuh. Sehingga kepentingan rakyat dilupakan. Padahal itulah satu-satunya tujuan pejabat publik yaitu untuk melayani rakyatnya. Konflik kepentingan seringkali menjadikan kaum intelek lupa dengan etika dan sopan santun dalam berkomunikasi dan berperilaku hingga akhirnya mempertahankan ego masing-masing. Dan akhirnya terjadilah konflik yang pada akhirnya menimbulakan perang kata-kata dan yang lebih parah lagi sampai terjadi benturan fisik.
3. SDA & SDM Melimpah, Pemerintah Pasif
Tidak ada satupun yang meragukan kekayaan alam kabupaten muna di mulai dari darat hingga laut. Bahkan hutan jatinya pun tersohor di seluruh belahan bumi. ckckckck.... tapi itu kan dulu 10 tahun silam. Lagi-lagi karena kemiskinan dan minimnya lapangan kerja, akhirnya hutan jatinya dicukur habis sampai gundul. Terumbu karangnya wow banget...., tapi itu dulu lagi...! Nah ini yang sekarang potensi destinasi wisatanya banyak dan tidak kalah menarik dengan tempat wisata lain di Indonesia, tapi pemerintahnya malas memoles supaya kelihatan cantik. Investorpun malas masuk karena takut mobilnya rusak alias jalanannya banyak lubang buayanya. Ahayy... lagi-lagi pemerintah masih tidur dan tidak menyadari hal itu. Habis tidur Bangun Lagi. hahahah Mbak Surip.
Nah yang paling miris lagi, Sebuah Masjid saja tidak bisa dibangun dalam jangka waktu 10 tahun!!!! Ya Ampun....., berkacalah pada daerah lain. Kira-kira apa penyebabnya? Apa SDMnya kurang? Ternyata SDMnya melimpah, tapi tidak difasilitasi dan tidak diberikan kesempatan untuk berkembang. Dan pada akhirnya mereka saling memangsa satu sama lain untuk mendapatkan nama di hati pemerintah.
4. Krisis Etika
Etika itu tidak bisa dipelajari hanya dengan membaca, sekalipun puluhan buku yang dibaca dalam sehari. Dan tidak bisa juga didapatkan melalui pendidikan formal sekalipun sampai S3 atau Profesor. Buktinya banyak profesor yang berbuat tindakan asusila. Dan etika juga tidak bisa diperoleh secara instant. Karena sesungguhnya etika adalah naluri alamiah setiap manusia yang dapat terbentuk melalui proses dan waktu yang sangat panjang. Setiap orang dewasa mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi apakah kita bisa mengatakan kebenaran dan menunjukan keburukan, jawabannya tentu tidak. Di Kampung kita (Kec. Napabalano) banyak sekali sarjana dari berbagai bidang ilmu, tapi sayang seribu kali sayang...........
5. Mencari Nama (Aktualisasi Diri)
Aktualisasi diri adalah kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi kedudukannya menurut Abraham Harold Maslow dan setiap manusia tentunya membutuhkan hal itu, tak terkecuali saya. hehehehhe......
Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri bagi setiap manusia. Aktualisasi diri dapat mendorong manusia menjadi kreatif dan inovatif melalui cara-cara yang baik sehingga mendapatkan pengakuan dan pujian dari lingkungan atau orang lain. Sepertinya sarjana-sarjana baru yang ada di Kabupaten Muna ini ingin menunjukan ego dan powernya masing-masing dan berlomba merebut hati masyarakat untuk mendapatkan pengakuan dan pujian. Ayolah broww...., bukan itu yang mereka butuhkan banyak kok cara lain. Tunjukan kreatifitas dan inovasimu tanpa harus mempermalukan dirimu sendiri hingga masyarakat dengan pendidikan rendahpun sedang menertawakanmu....
No comments:
Post a Comment