Pada pertengahan bulan Juni 2014, Lokalisasi Dolly yang merupakan kawasan prostitusi terbesar di Asia Tenggara resmi ditutup oleh Pemkot Surabaya melalui Wali Kotanya yang ternama yaitu Tri Rismaharini. Sejak adanya Dolly, total penderita HIV/AIDS di kota Surabaya pada tahun 2000 s/d 2014 yaitu 7 ribu penderita (Kadinkes Kota Surabaya, Fabria Rachmanita, 2014). Namun, saat ini Dolly tinggal nama dan tercatat sebagai Sejarah kelam Kota Surabaya. Kini Dolly telah bertransformasi menjadi Kawasan Destinasi Wisata setelah diresmikan oleh Pemkot pada awal tahun ini.
Hal serupa terjadi pada Lokalisasi Kalijodo yang terletak di RW 05 Kel. Pejagalan. Kec. Penjaringan Jakarta Utara. Pada bulan ini Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama yang akrab disapa Ahok resmi menutup kawasan prostitusi itu. Dari 220 PSK di Kalijodo, 101 diantaranya positif mengidap HIV/AIDS. Oleh Pemerintah DKI Jakarta, kawasan Kalijodo akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau.
Saat ini warga kota Makassar - Sulsel pada khususnya dan Kawasan Indonesia Timur pada umumnya sedang menanti ketegasan dari Pemkot Makassar untuk menutup Kawasan Lokalisasi di Jl. Nusantara Kota Makassar. Pasalnya Nusantara adalah kawasan prostitusi terbesar se Indonsia Timur dan telah menjadi persinggahan dan peristirahatan penumpang dan ABK kapal-kapal barang serta kapal milik PT. Pelni (kapal penumpang). Hal itu disebabkan oleh letak Nusantara yang tepat berhadapan dengan Pelabuhan Sokarno-Hatta. Sehingga mobilisasi penyebarab penyakit HIV/AIDS di Kawasan Timur Indonesia sangat cepat. Penyebaran HIV/AIDS di Makassar dan Sulsel dari tahun ke tahun semakin meningkat pesat. Data terakhir yang disampaikan oleh Kepala Dinkes Kota Makassar, angka pengidap HIV/AIDS mencapai 31,8%. Dilaporkan kasus kumulatif HIV/AIDS pada tahun 2012 di Makassar yaitu 4.018 penderita (dikutip dari Media Informasi dan Komunikasi Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia).
Wacana penutupan Nusantara sudah santer terdengar pada masa pemerintahan Ilham Arif Sirajudin. Dan rencananya kawasan tersebut akan dijadikan sebagai destinasi wisata kuliner. Masyarakat kota Makassar khusunya para ibu-ibu rumah tangga sangat berharap rencana tersebut dapat direalisasikan oleh Wali Kota saat ini yaitu Dani Pomanto, sehingga penularan HIV/AIDS dari Suami (yang JAJAN SEMBARANG) ke Istri dapat diputus, tutur Ny. "S" yang meminta diinisialkan namanya saat ditemui di salah satu RS Pemerintah Kota Makassar.
Pertanyaanya.....
1. Akankah Bapak Dani Pomanto mampu mengikuti Sukses Pak Ahok dan Ibu Tri Rismaharini?
2. Kalaupun ditutup, akan dikemanakan para PSK Nusantara?
3. Apa solusi pemerintah untuk mengurangi Prostitusi jalanan dan hotel esek-esek yang akan menjamur jika Nusantara ditutup?
No comments:
Post a Comment